ajipsycho SUPER MODERATOR
Jumlah posting : 28 Join date : 26.05.12 Age : 34 Lokasi : jogjakarta
| Subyek: temuan di daerah tuntang Wed May 30, 2012 12:41 am | |
| Tuntang. (2012). Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang telah mengirimkan laporan perihal temuan benda yang diperkirakan cagar budaya di sarah Tuntang, kabupaten Semarang. Oleh karena itu segera setalah laporan tersebut PLt. Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah menugaskan M. Junawan , SS dan Winda Artista, SS. pada tanggal 3 Maret 2012. Pada saat peninjauan peninjau dari BP3 Jawa Tengah didampingi oleh Kadus, Polres, Sekdin Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata, dan Camat Tuntang. Setelah berkoordinasi langsung menuju rumah penemu untuk meneliti temuannya. Hasil dari peninjauan di lapangan dapat diketahui bahwa sebagian besar temuan berupa mata uang logam kuno. Jumlah uang logam tersebut sangat banyak lebih kurang 100 biji yang berasal dari berbagai tahun. Temuan tersebut sebagian besar ditemukan di aliran sungai kecil yang membelah dusun tersebut dan sebagian ditemukan di areal kebun yang juga tidak jauh dari sungai. Penemuan tersebut tidak berasal dari satu waktu akan tetapi dari narasumber menyebutkan bahwa penemuan uang logam tersebut setidaknya sejak tahun 2001. Berdasarkan analisis sementara diketahui bahwa sebagian besar uang tersebut berasal dari abad 18-19 M. Uang-uang tersebut merupakan uang logam yang diterbitkan oleh VOC (abad 18) dan uang yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Selain itu ditemukan pula uang kepeng cina, mata uang asing yang belum bisa diidentifikasi, uang perak, dan uang yang diterbitkan oleh pemerintah RI. Adapun hasil analisis sementara dari temuan-temuan tersebut adalah sebagai berikut: Uang logam yang diterbitkan oleh VOC, Memiliki ciri antara lain: terbuat dari logam, umumnya tembaga, pada salah satu sisi terdapat tulisan VOC yang di bawahnya disertai angka tahun, satu sisi lagi terdapat logo kerajaan Belanda. Pada masa lalu 1 keping uang tersebut dihargai 2 penning, 8 keping uang setara dengan 1 ketip, sedangkan 160 keping uang setara dengan 1 gulden (sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Duit). Uang logam semacam ini diterbitkan oleh VOC pada sekitar abad 18 M. Uang Hindia Belanda, Terdapat beberapa macam variasi / tipe dari uang-uang tersebut. Tipe pertama dari uang ini memiliki ciri: berbahan logam (tembaga), satu sisi terdapat tulisan “NEDERLANDSCH INDIE” serta angka tahun pembuatan uang tersebut, satu sisi lainnya terdapat logo kerajaan Belanda dan nilai nominal uang. Uang dengan tipe semacam ini diterbitkan pada awal abad 19 M. Jenis yang lain adalah uang dengan ciri-ciri terbuat dari logam, satu sisi terdapat logo kerajaan Belanda yang dikelilingi oleh tulisan “NEDERLANDSCH INDIE”, angka tahun dan nominal uang. Sisi yang lain terdapat tulisan yang berisi jumlah nominal uang namun ditulis dalam tulisan jawa baru dan tulisan arab. Tipe uang semacam ini diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda mulai sekitar pertengahan abad 19- pertengahan abad 20 M ( tahun 1945) (sumber: http://www.gcoins.net/en/catalog/301/1). Uang kepeng Cina, Terbuat logam (perunggu?), salah satu sisi terdapat 4 buah aksara Cina dan satu sisinya polos. Terdapat lubang berbentuk kotak di tengahnya. Belum diketahui dengan pasti umur uang logam ini. Uang perak, Berbentuk seperti biji jagung, satu sisinya terdapat motif seperti bunga dengan 4 kelopak, dan sisi yang lain polos. Garpu perak, Terbuat dari perak, bagian permukaan terdapat semacam patinasi yang mengakibatkan permukaan sendok tersebut berwarna hitam. Kondisi Lingkungan Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang secara umum berada di lereng bukit. Di dusun tersebut juga banyak terdapat mata air yang sampai saat ini masih dimanfaatkan oleh warga. Menurut informasi dari warga, dahulu di sekitar mata air-mata air tersebut banyak dijumpai arca dan komponen bangunan diantaranya umpak dan batu berprofil. Akan tetapi arca-arca dan komponen bangunan tersebut sebagian ditimbun kembali oleh penduduk dan sebagian sudah hilang. Di tengah dusun terdapat aliran sungai dan uang logam tersebut banyak ditemukan di aliran sungai dan sebagian ditemukan di ladang yang juga tak jauh dari sungai. Berdasarkan informasi dari narasumber diketahui bahwa kondisi tanah yang mengandung temuan logam tersebut pada saat penemuan belum teraduk. Karena menurut keterangan narasumber, uang logam yang berusia relativ muda (uang rupiah keluaran pemerintah RI) ditemukan di lapisan atas, dan makin ke bawah usia uang tersebut semakin tua (uang kepeng/gobog Cina). Tidak jauh dari sungai, terdapat sebidang tanah yang oleh pemiliknya diratakan karena akan dibuat rumah kapling. Setelah tanah tersebut diratakan/diaduk ditemukan beberapa bata kuno yang berukuran 30x18x7 cm. Selain temuan bata, di lokasi tersebut juga banyak terdapat fragmen gerabah, diantaranya bahkan fragmen keramik. Tidak jauh dari lokasi tersebut juga terdapat sumur kuno dengan diameter terluar 236 cm dan tebal bibir sumur 20 cm. Bibir sumur tersebut sudah dilapisi dengan spasi semen. Menurut penuturan warga sekitar, sumur tersebut belum pernah kering. Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa di lokasi tersebut pada masa lalu pernah terdapat aktivitas manusia. Hasil pengamatan di lokasi rencana pembangunan perumahan serta di lingkungan sekitarnya dapat disampaikan sebagai berikut : Adanya temuan mata uang, yoni, makara, batu bata, sebaran fragmen gerabah dan keramik baik di area rencana pembangunan perumahan maupun di lingkungan sekitarnya menunjukkan adanya potensi tinggalan warisan budaya masa lalu. Oleh karena itu dapat direkomendasikan bahwa sebelum dilakukan pembangunan perumahan untuk dapat dilakukan penelitian berupa penggalian penyelamatan dengan teknik tespit. Adapun temuan yang ditemukan penduduk dan merupakan tinggalan warisan budaya , untuk dapat diberikan imbalan jasa temuan. BP3 Jateng. sumber : http://purbakalajawatengah.org/ | |
|