PEMERINTAH MEMINTA BANTUAN UNESCO UNTUK MELELANG HARTA KARUNhttp://www.tempo.co/read/news/2010/05/05/173245582/Lelang-Harta-Karun-Pemerintah-Minta-Bantuan-UNESCOPemerintah akan meminta bantuan badan dunia UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) dan para pengusaha untuk membeli artefak berumur 1.000 tahun. Langkah itu akan ditempuh jika proses lelang sebanyak 271 ribu harta karun yang ditemukan di perairan Cirebon, Jawa Barat, gagal.
"Kalaupun (lelang) gagal, kami akan mencari solusi, seperti meminta bantuan UNESCO dan mengumpulkan pengusaha yang tertarik untuk membelinya,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad kepada Tempo kemarin. Dia mengakui, proses lelang benda harta karun sisa peninggalan kapal di zaman Sriwijaya itu sulit.
Rencananya, pelelangan harta karun tersebut akan dilakukan pada hari ini (Rabu, 5 Mei) di Jakarta. Panitia lelang mensyaratkan peserta harus menyetor deposit sebesar 20 persen atau US$ 16 juta (Rp 147, 2 miliar) dari harga taksiran minimal sebesar US$ 80 juta (Rp 736 miliar).
Namun, sampai batas akhir pendaftaran pelelangan 271.381 artefak kemarin, tak satu pun calon peserta lelang mendaftar. "Belum ada satu pun yang memasukkan uang jaminan," kata Sekretaris Panitia Nasional Benda Muatan Asal Kapal Tenggelam (BMKT) Sudirman Saad.
Sudirman menjelaskan, jika sampai batas waktu pendaftaran tidak ada peserta, lelang akan tetap berlangsung. “Sebutannya, lelang tidak ada peminat dan tak ada penjualan,” katanya. Selanjutnya, panitia akan mengevaluasi untuk lelang kedua. Hingga saat ini terdapat sekitar 20 peserta peminat lelang, baik dari dalam maupun luar negeri, seperti Singapura, Cina, Hong Kong, dan Malaysia.
Pemerintah melelang harta karun yang diangkat dari perairan Laut Jawa yang berjarak 70 mil utara Cirebon. Artefak ini berisi benda sejarah yang beragam. Ada keramik dari masa Istana Terlarang (Jin Cheng) dari Beijing. Ada permata rock crystal yang langka--di dunia cuma ada 40 keping--yang diduga berasal dari dinasti Fatimiyah, salah satu keturunan Nabi Muhammad. Semua itu hasil penyelaman selama 22 ribu kali dari April 2004 hingga Oktober 2005.
Sebanyak 271 ribu artefak akan dilelang, dan sekitar 976 buah telah ditetapkan sebagai koleksi negara. Artefak tersebut ditemukan oleh PT Paradigma Putra Sejahtera (PPS) bersama mitranya, COSMIX Underwater Research Ltd (Cosmix).
Direktur Utama Paradigma Putra Sejahtera Adi Agung Tirtamarta mengatakan, sejumlah peminat dari Hong Kong, Singapura, dan Cina menyatakan siap memborong peninggalan bersejarah itu. Namun para calon pembeli itu mundur karena tenggat pendaftaran lelang sangat singkat. "Mereka katakan impossible (tak mungkin) jika waktunya hanya seminggu,” ujarnya kemarin.
Untuk mengangkat dan memboyong artefak tersebut, kata Adi, pihaknya mengeluarkan biaya US$ 10 juta (sekitar Rp 92 miliar). Biaya itu belum ditambah upah pengawas dari pemerintah sebesar Rp 400 ribu per hari selama pengangkatan yang berlangsung satu setengah tahun. Bahkan, sebelum dilelang, pemerintah meminta agar 100 keping artefak disumbangkan ke Museum Samodera Raksa (museum bawah laut) di Candi Borobudur, dan 991 keping untuk Museum Nasional, termasuk gagang golok emas. “Ada dua gagang pisau yang kami temukan, satu sudah diambil negara, tinggal satu,” kata Adi. Gagang golok emas itu berukir dan bertuliskan Arab Kafi.