Latar Sejarah:
Pemerintah Kolonial Belanda membangun pusat pemerintahan dan pusat perdagangan VOC di Little Netherland (Kota Lama). Struktur kota telah digambar pada tahun 1741 termasuk bangunan-bangunan tempat tinggal dan rumah tinggal. Gereja GPIB Immanuel/Gereja Blenduk/Koepelkerk–tempat ibadah umat Protestan Belanda dibangun pada tahun 1753. Dalam perkembangannya mengalami beberapa perbaikan pada tahun 1787, 1794 dan tahun 1894-1895 Arsitek H.P.A. de Wilde dan W. Westmaas menambahkan dua buah menara jam dan atap kubah, seperti bentuknya saat ini. Gereja GPIB telah masuk di dalam daftar inventaris BCB Tidak Bergerak BP3 Jawa Tengah No. 11-74/Sem/TB/14 dan telah ditetapkan sebagai BCB sesuai dengan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. PM.24/PW.007/MKP/2007. Secara geografis, Gereja GPIB terletak di 6o 58’ 06,186” LS dan 110o 25’ 39,182” BT pada ketinggian 24,52 m dpal dan berada di Jl. Letjend. Suprapto, Semarang.
Nilai penting:
Rumah ibadah umat Kristen tersebut merupakan salah satu indikasi adanya pemenuhan kebutuhan publik dalam sebuah organisasi kota pada masa itu di samping pusat kegiatan politik dan pemerintahan, pusat pemukiman penduduk, pusat perekonomian, serta pusat kegiatan sosial dan budaya.
Bangunan Gereja Blenduk salah satu icon Kota Semarang yang berada di kawasan kota lama Semarang.
Keunikan arsitektur bangunan yang dipadukan dengan kekunaan kawasan sekitar apabila terkelola dengan baik dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan. (BP3 Jateng)